Sabtu, 06 Oktober 2012

profile ku...


Saya Bagian Dari Mereka, Dia, dan Indonesia


Terlahir dari seorang rahim ibu tepat tanggal 26 April 1993 di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya,  seorang bayi laki-laki diberi nama Dimas Nur Apri Yanto. Waktu semakin memotong perjalanan hidupnya, hingga sekarang bayi laki-laki itu duduk dibawah naungan institusi pendidikan universitas Airlangga dengan mainstream jurusan Sastra Indonesia sejak awal 2011 setelah dia menempuh pendidikan dari SD Negeri Sumorame Sidoarjo berlanjut di SMP Negeri 1 Candi Sidoarjo, dan akhirnya berlabuh ke daerah Surabaya ketika bangku SMA menyambut kedatangannya dan terusirkan oleh bencana Lumpur Lapindo hingga memaksakan dirinya untuk berhijrah ke pendidikan di Surabaya.
Teralhir tanpa seorang bapak di samping ibunya, Dimas tetap mampu merasakan kehangatan seorang bapak. Ketika dirinya telah sah menjadi warga bumi, bapaknya telah masuk rumah sakit dan mengalami koma sejak awal ibunya persiapan melahirkan dirinya. 7 hari sudah Dimas kecil menjadi warga bumi dan saat itu pula bapaknya telah melepaskan status warga buminya. Bapaknya pergi meninggalkan dirinya dan ibunya. “Sakit kanker paru-paru, ya itulah benda jahat yang memisahkan kami”, tambahnya.
Dimas adalah lelaki pendiam, karakter pendiam ini muncul manakala status pendidikan SMA melekat pada bahu kanannya, dan teman-temanya memanggil dirinya “Profnay”. Mengaku kaget melihat budaya kota, yang mana asalnya adalah desa Sidoarjo kemudian harus pindah ke Surabya, dia sangat kaget melihat budaya kota yang begitu tajam. Hingga akhirnya karakter pendiam itu telah terinternalisasi dalam dirinya. Waktu kosong dalam kehidupannya dihabiskan untuk hobinya yakni menulis, mngkonsep dan berorganisasi. Hampir setiap dirinya duduk dibangku sekolah SMP dan SMA posisi strategis organisasi Ia duduki, seperti ketua umum SKI (SMA), Ketua Jurnalis (SMA), Ketua KIR (SMA), KADEP OSIS Kasi keagaaman (SMA), anggota teater SMP, dan kini di bangku perkuliahan jiwa organisatorisnya pun muncul kembali. Dia berhasil menduduki kursi BEM Fakultasnya – fakultas Ilmu Budaya status Koordinator peningkatan mutu mahasiswa, Humas SITUS Pers, BEM Universitas Airlangga status Dagri (Dalam Negeri).
Kesibukan yang memadat membelenggu dirinya tak membuat lelaki pecinta siomay ini lemah dalam dunia akademisnya. Hal itu dibuktikan dengan nilai IP akademiknya tetap setia bertahan di atas 3.5 mulai semester 1 hingga sekarang semester 3. Hal yang paling disukai dalam bidang olah raga adalah renang. Bagi dia renang adalah bagian darinya, dulu sempat terbesit dalam pikirannya untuk menjadi atlet renang, namun apa daya tangan tak sampai. Fakultas Ilmu budayalah kini menjadi rumah masa depan untuk menuntut ilmu baginya. Satu impian terbesar darinya adalah owner dari Runcing Pos di tahun 2030 nanti. Tak terlalu begitu suka dengan jalur politik, dimas mengambil keputusan yakni membantu orang yang akan berpolitik melalui tulisan-tulisan nantinya, baik dalam karya bukunya atau pada karakter artikel di Runcing Posnya kelak. “Sudah banyak yang mengambil jalur politik, saya di jalur pendidikan sajalah dan jalur pemikiran yang tersembunyi melalui tulisan” celetuknya.
saya lebih suka mengamati sesuatu hal kemudian menuliskannya, 
TAK PERLU BERETORIKA BUNG !

Satu kelemahan yang Ia miliki yakni rasa sendiri terkadang membuat dirinya lemah dalam melakukan sesuatu dan akhirnya membuat dirinya tak confidence. Lelaki berkaca mata tebal ini kini sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan buku karya tulisannya, yakni 7 Menata Hati Bunda|karya antologi bersama temannya, dan buku ke-2 nya yang bercerita seorang anak kecil sedang berdialektika mengenai kepemimpinan dan berjuang mencari pemimpin yang “PAS” karya buku itu berjudul “Origami”.
Kegiatan rutinitas setiap harinya, pagi berangkat kuliah hingga pukul 3 sore dia harus balik ke rumah untuk mengajar hingga petang pukul 19.45 WIB. “Dimas Learnings” adalah nama bimbel socialnya, terhitung lumayan untuk siswa didiknya sekitar 25 anak berasal dari tingkat Sekolah Dasar dan dua orang SMP. Bimbel ini digagasnya saat melihat konteks sekitar rumahnya, banyak anak tetangga rumahnya yang berhenti putus sekolah dan tak memiliki kesmepatan belajar hingga akhirnya dia berani menggagas ide untuk membuka pelayanan klinik belajar yang diawali hanya 3 orang saja dan kini semakin membelah untuk jumlah anak didiknya.
“Dewi Lestari” adalah sosok yang Ia dambakan ketika motivasi cita-citanya mengalami lowbat. Saya ini adalah bagian dari mereka, dia dan bangsa Indonesia ini. “Saya ingin lebih, saya tidak ingin hanya beretorika saja, saya ingin yang nyata, melalui tulisan kecil saya berjuang untuk melakukan itu semua.”
*) Heroboy9/dimas Na

Senin, 01 Oktober 2012


Berikut Massa yang Populer dalam Lantai Dialektika Pemikiran Kebudayaan

Sebelum mengarah pada pembahasan tentang pengertian “budaya populer” dan “budaya massa” ada baiknya kita memahami terlebih dahulu pengertian budaya. Secara sederhana “budaya” merupakan cipta, rasa dan karsa suatu masyarakat. Budaya berkembang seiring dengan pola fikir manusia yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan teknologi.
Salah satu dari perkembangan budaya adalah budaya pop dan budaya massa. Budaya pop merupakan kebudayaan yang sedang booming dan era sekarang, kami mencoba mengambil studi kasus kerudung. Orientasi berkurudung telah berubah. Banyak sekali yang menyatakan menutup aurat tetap bisa terlihat modis dan fashionable. Tetapi jika dikembalikan kepada kemasan awal mula jilbab digunakan, hingga saat ini pergeserannya cukup signifikan. Substans orientasi kerudung adalah menutup aurat. Namun epistemologi budaya eksternal telah mencoba mendekonstruksi orientasi berkerudung ini, aurat tetap terlihat dengan model-model baju yang serba minim dan ketat, dengan alasan menyesuaikan. Inilah yang menjadikan budaya populer menjadi sangat digandrungi. Pada budaya populer sendiri, pergeseran-pergeseran nilai guna suatu benda, istilah, tempat segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya komersil, begitu sangat empuk menjadi objek pelaku budaya populer.
Tak lagi terlalu penting kerudung yang mampu menutup hingga dada, yang terpenting adalah fashionable untuk pengguna.

Sedangkan budaya massa merupakan kelanjutan dari adanya budaya populer. Sifatnya lebih universal dan tidak memandang siapa pelaku budayanya. Jika budaya populer masih digandrungi sebagian besar, tapi tidak menyeluruh. Sedangkan budaya massa lebih kepada perubahan seluruh pola kehidupan manusia. Saat ini yang memang kita rasakan adalah sebagai pelaku budaya konsumtif. Dari segala sudut pandang, mau tidak mau kita mengikuti budaya ini. Hal ini dikarenakan semakin majunya teknologi dan industrialisasi. Kita sebagai penerima sekaligus pelaku kebudayaan, baik sadar maupun tidak sadar melakukan budaya konsumtif ini. ketergantungan kita terhadap teknologi sebagai penunjang aktifitas, membuat teknologi juga berusaha se-canggih mungkin memanjakan kita. Bahkan jika kita bisa tanpa mngetik hanya dengan berbicara, sudah tertulis.
Pelaku kebudayaan massa disini lebih bersifat pasif. Mereka hanya bisa menerima suatu kebudayaan, dan melakukannya. Tanpa adanya perlawanan. Ada istilah, jika kita tidak mengikuti perkembangan zaman, maka kita akan tergilas oleh perjalanan zaman. Bukan berarti hidup tradisional seperti zaman dahulu tidak akan bertahan hidup. Buktinya suku-suku pedalaman tetap bisa bertahan ditengah era yang serba robot ini. 

*) dimas nur aprianto/121111009

Selasa, 25 September 2012

Terlempar Juga Batu yang Kau Lempar !!

25 september 2012, 
seperti biasa pagi ini aku lalui dengan aktivitas yang benar-benar crowded. pagi benar pukul 1/2 Tujuh aku meninggalkan asrama tercintaku PPSDMS. ku tengok jam digital di handphone, "busyet dah cepet bener yak jarum seksi ini baru aku kelar mandi dan ku turunkan langkah kaki ini ke ruang parkiran asrama rumah untuk ambil ontel tercinta tiba-tiba jarum seksi ini sudah duduk manis tepat di pukul 7 kurang lima! gerutuku dalam hati.." ku kayuh sepeda ini dengan begitu cepat, walaupun tak secepat angin membelai hati ini :D hahaha #sweetbanget .. Aghhhhhh #TIDAKGUETELAT ! huahhh ..
agenda pertama hari ini aku harus segera mimpin rapat, yah rapat dekan cup fakultas ku. benar-benar bulan ini bulan penuh amanah. bagaimana tidak cobak, dua acara besar aku handle. #fiuh..tapi never mind-lah *bener gak bahasa inggrisnya? hehe maklumlah baru belajr :p.

keringat ini rasanya membentuk pulau-pulau di baju yang ku kenakan. parahnya lagi, pagi ini terasa lebih HOT than yesterday ! HADOOOHHH TUHAN berikan hamba angin kutub yang segar :D *alay banget cobak, plisss kutub dengan Indonesia JAUH MENNNN !! ku hentikan roda salli ku dipinggirian warung pinggir jalan dekat bekas SMA ku, SMA IPIEMS. >> nih dia SMA ane :D

sekolah pinggir jalan bersebrangan pula dengan rumah sakit jiwa menur. Eitsssssss tapi bukan berarti ane juga ikutan gila !! :o hahaha :D kalau gila cinta kalian bagaimana ? boleh gak ? :D boleh..boleh.. ya :D
heheh :)
setiba di halaman parkir belakang perpustkaan UNAIR. terlihat anak buahku telah menunggu disana. dan ku lirik kembali jarum jam seksi ku ini. "Dia bukan jam seksi lagi! kalau jam seksi itu harus plend sama pemiliknya! dasar! gerutu ku dalam hati sendiri. masak kamu gak mau berhenti jarum jam semenit saja untukku. seharusnya kamu ini mengabdi untuk pemilik dari kamu :D haha sinetron beud ciakkkzzzzZZZ.. :D
aku pikir saat aku kayuh si Salli mereka bakal iba melihatku, dan ternyata dugaanku salah ! shit, mereka malah tertawa puas. asyemmmmmmm..... 
siang semakin menunjukkan identitas dirinya. dan ku lalui setengah hari ini dengan lancar jayaa, layaknya BUS SUMBER KENCONO :D ,.. eits kalau bus yang disamping terkenal dengan ketidak punyaan aturan, beda lagi dengan diri ku yang TAMPAN ini :D *Ehh awas tak disarankan untuk P R O T E S! Hhaha..
diri ku melalui setengah hari ini dengan penuh aturan penuh asma allah pula .. hehhe bismillah. :)

sekali lagi kelihatannya nih matahri ingin eksis diatas kepala ku dah ! panas banget siang ini, tapi bedanya banyak angin surga yang datang mencoba membelai tubuh ini heheh :D jadi suasana panasnya tak terasa. 
ku putuskan sesaat setelah shalat berjamaan, aku bersama satu teman ikhwan ku untuk melancong ke toko buku. entahlah awalnya kami berdua tak punya orientasi yang jelas. tapi yang jelas yang tercetak dalam benak kami adalah Toko Buku sebagai tempat perpus gratis yang berkelas. hehe beda dengan perpus kampus kami .. heheh 
Toga Mas-lah yang menjadi sasaran kami hari itu. cukup lama kami mencari buku yang keren2 dan tentunya buku yang keren serta tak berplastilk. agar nantinya kami bisa membaca isinya. heheh :D 
G .... r ... a... t....i..sssss :)

yeahlah, jarum jam ini benar2 minta diceraikan. tanpa terasa sore jam 4 pun telah tiba. tapi sore ini rasanya ada yang berbeda. ketika saat diri ini mengajar ada tambahan suara yang mengganggu saat proses belajar mengajar ku kepada murid2ku. suara batuk yang berat terlontarkan dari mas ku, mas Erwin. 
sebenarnya jujur aku sangat malu mengakui kalau dia itu masku. bagaimana tidak cobak!? sekaraaang saat dirinya mengeluh sakit dadanya baru dia mengemis ke mama. saat dia dalam keadaan sehat, yang ada tangisa cucuran suci airmata mama turun karenanya. dasar bajingan !!
geram rasanya melihat wajahnya. tapi bagaimanapun daalam hati kecil ini masih mempunyai rasa humanity. sayangnya rasa humanity ini terkalahkan dengan rasa amarah ku dengan dia ! 
hari ini dia benar-benar merasakan betapa sakitnya, arhhghhhhhh !!!! rasakan batu yang kau lempar sekarang!

salam semangat 7 angkasa :)
salam proffnay

Senin, 24 September 2012


Izinkan Diri Ini Untuk Berumah Tangga dengan Heroboyo Cities
Panasnya kota pahlawan memang telah berhasil MEMBAKAR semangat ku untuk tetap berjalan dalam mengarungi bahtera rumah tangga ku bersama Hero Cities :D hehe.. Sejak diriku resmi menjadi mahasiswa Universitas Airlangga dengan jurusan sastra Indonesia, hampir seluruh aktivitas ku terhabiskan di kota Pahlawan ini. Dulu kota asal ku adalah Sidoarjo, dengan berat hati setelah diri ini bolak-balik Sidoarjo-Surabaya dan merasa raga ini tak sanggup lagi untuk menjalani perjalanan jauh lagi. Akhirnya aku putuskan untuk bercerai dari kota yang terkenal penghasil udang dan menetap di Surabaya bersama mama dan kami menumpang di rumah tante. Sempat terbesit dalam pikiran ku saat diri ini bertranmigrasi ke Surabaya banyak hal yang dapat aku lakukan. Salah satunya adalah pembangunan jaringan pertemanan yang luas. Dan kini diri ini telah menetap menjadi warga sah Surabaya. Banyak keunikan yang ku temukan di kota Pahlawan ini diantaranya adalah :
1.      Perilaku yang hedonis
Hari pertama ku kuliah ku lalui dengan kegagukan sikap. Aku tak mengenal siapapun, semua orang disekitar ku juga asing untukku. Ku paksakan diri ini untuk berkenalan dengan mereka, ku amati perlahan tindak perilaku mereka dan benar-benar membuat diri ini menganga. Dinamika dunia perkuliahan tidak hanya berkompetisi pada manfaat keilmuan, namun sebagian teman-teman kampus ku bersikap oposisi dari horizon ku yakni berkompetisi pula dalam dunia senang-senang. Mayoritas teman-teman yang bersikap hedonis adalah teman-teman ku yang masuk perguruan tinggi melalui jalur mandiri. Jelas benar perilaku mereka saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan ku. Yang ada dalam pikiran mereka hanyalah belanja..belanja dan belanja. Aku hanya bisa geleng-geleng kepala saja saat mereka mencoba menawari ku untuk ikut bergabung dengan dunia mereka. Geleng-geleng kepalaku mewakili semua perasaan ku atas kekecewaan ku melihat perilaku mereka. Diri ini sadar diri atas kondisi keluarga ku. Aku tak seperti mereka yang memiliki kesmepatan untuk mempunyai uang berlimpah, sedangkan diri ini harus membantu mencari uang untuk keluarga. Hedonis mereka membuahkan hasil yakni tindak konsumerisme. Sedikit-sedikit barang yang harus dibeli harus branded. Kalau tidak branded tidak layak untuk dibeli dan tangan mereka sepertinya akan korengan bilamana barang yang mereka punya adalah barang non branded. Hadehh.. pelissss.. branded hari gini, mati saja dilaut. Selain teman-teman ku, kelihatannya barang branded sepertinya juga telah melekat di sebagian dosen pengajar ku di fakultas. Hampir semua barang-barang yang mereka gunakan adalah barang-barang mahal. Sempat aku terdiam saat melihat salah satu dosen, ku namai dosen MR.X barang-barang yang beliau gunakan branded semua. Asyem, ini ajang pamer barang atau ajang pentransferan ilmu sebenarnya. Haduhh...haduhhhh bapak... lawong dosennya aja hedon bagaimana dengan muridnya. Beuh...beuh.
2.      Materialisme
Semua dihitung dari besaran nilai dan benda. Kalau masa SMA ku dulu aku mempunyai visualisasi mengenai sistem pendidikan di perguruan tinggi, sekiranya sistem pendidikan ketika diri ini merasakan bangku perkuliahan agak sedikit berbeda dari segi konsep proses belajar mengajarnya. ternyata tiengg...tienggg, SAMA saja. Bedanya cuman kalau di SMA proses belajar mengajarnya seluruhnya pakai spidol dan white board. Kalau di perguran tinggi sebagian besar proses belajar mengajar tidak lagi hanya ditunjang dengan media white board akan tetapi juga ditunjang dengan adanya LCD. Lalu persamaannya dimana dimasproff? Persamaannya di konsep pengajarannya yakni DDCH (Duduk Diam Catat Hafal), wujudnya adalah dosen lebih banyak ceramah. “Lah emang dipikir ini kelas khotbah?” :D
Tidak berhenti disitu saja, sebagian besar dosen yang ada menerapkan sistem pengabadian nilai. Nilai banyak dianggap sebagai hal yang mutlak berpengaruh, padahal kalau boleh berpendapat tidak hanya suatu nilai saja yang dapat berpengaruh menjadikan seorang mahasiswa yang berkompeten, melainkan sebuah proses juga yang perlu diperhitungkan.
3.      Interakasi yang liar
Kata “Janc*k” mungkin sudah menjadi tradisi dan wajib dikatakan acap kali kita berkomunikasi dengan sebagian mahasiswa yang telah senior. Ada yang bilang kata keramat Surabaya tersebut sudah tidak dapat ditawar kembali. Itu sudah bernilai mutlak.
Semoga dengan diri ku telah resmi berumah tangga dengan kota pahlawan ini, aku dapat mengarungi gelombang permasalahan rumah tangga agar menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat menjadi pemimpin untuk kota Boyo ini. dan untunnggnya aku dipertemukan MEREKA... JONGGRING SALOKA :)

Bersama mereka kini aku siap untuk menentang arus budaya Surabaya, dan dengan mereka ditahun ini aku mampu menghasilkan sebuah karya yakni buku "7 Menara Hati Bunda". Love Their :*
inilah cover buku yang akan kami create  dan kami masih berusaha untuk merancang softlaunching buku kami ini .. doakan yahh proffalic :)

Jumat, 24 Agustus 2012


THE NATION OWN IDENTITY DECONSTRUCT CASE STUDY ON SOCIAL CHANGE AND DIALECTS OF LANGUAGE BROUGHT 
BY THE HEROES OF THE FOREIGN EXCHANGE

TKI’s programs to be one favorite program for developing countries like Indonesia, the population of the world's fourth most populous in the 237.6 million people (BPS, 2010). Generally, the objective of this exchange program is a community hero of the village. Recent sources state the number of foreign heroes who succeeded Garuda distributed by the State to the State of South Korea as many as 9900 people. The most powerful reason why the villagers become heroes of the majority of participants in foreign exchange is due to demographic landscape and not less than the maximum capacity to support employment. This exchange program so that the hero, made an effective program to overcome the lack of facilities as well as the demographics of the village and event support their work. Unfortunately, the government does not pay attention to the distribution of potential managerial workers. Indeed, this government program could be a boomerang and can deconstruct the character qualities of language and social systems of thought. This is due to the character of the individual linguistic quality is increased. Increase the quality of language gained from training workers before their departure to the destination country, other than that in terms of parole or personal dialect parole be internalized by a foreign language is no longer internalize the local parole. And the effects last is a personal system of thought that would change its character. Changes in the personal character it is more apathy (indifference to surroundings), pragmatic (practical thinking is oriented to expediency alone) and materialist-oriented point of the material alone. In the end thought it would affect the whole pattern of personal behavior in social interaction. Thus, the conclusion that we can take is the hero of the foreign exchange program can be assumed to be a killer program ideological character of national identity through language and behavior change.

Kamis, 02 Agustus 2012


Abdikasi Mahasiswa Indonesia Konteks Keilmuan Kontemporer
Oleh “Dimas Nur Apri Yanto”

Spanduk job fair terpasang diberbagai sudut universitas ternama. Tak sedikit company ternama pula terpampang di spanduk dengan tulisan “sponsored by”.  Begitulah gambaran kondisi jalanan saat saya meluncur kearah salah satu PTN (Perguruan Tinggi Negeri) ternama di Surabaya tempat saya belajar. Miris rasanya saat melihat kakak angkatan atas saya berlomba-lomba dalam mencari galian kesempatan untuk bekerja. Dengan bermodalkan ijasah dan beberapa sertifikat serta tampilan face yang bercasingkan oke. Agenda job fair seolah-olah kini menjadi agenda tahunan yang bersifat fardhu ain oleh PT, baik PTS maupun PTN. Sesungguhnya agenda tersebut dapat menjadi boomerang tersendiri dalam peranan keilmuan yang sebelumnya teman-teman mahasiswa dapatkan saat dibangku kuliah. Padahal saya ingat sekali saat moment OSPEK (orientasi pengenalan kampus) dimana saat itu digembar-gemborkan bahwa mahasiswa di zaman kontemporer sudah bukan saatnya menjadi pekerja, harus menjadi owner, entah owner apa yang harus kami miliki nantinya. Kelihatannya perkataan tersebut sudah tak ada esensinya. Bagaimana tidak? Pihak PT dosen sendiri yang mengatakan sudah tak zamannya menjadi pekerja, harus menjadi owner, akan tetapi PT sendiri pula yang secara tidak langsung mencetak mahasiswanya menjadi pekerja dengan menyelenggarakan agenda job fair. Alih-alih asumsi dasar dari penyelenggaran kegiatan tersebut ialah untuk pendampingan mahasiswa dalam dunia kerja. Benar-benar asumsi dasar yang bersenjata makan tuan.
Spekulasi mendasar mencuat bahwa adanya abdikasi (penurunan jabatan mahasiswa konteks kelimuan dan pemikiran yang kritis) mahasiswa dalam kompetensi keilmuan, sesungguhnya hakikat dari sebuah ilmu adalah suatu pemikiran bagian dari pengetahuan  yang nantinya digunakan untuk menyelesaikan permasalahan diluar. Bagaimana caranya mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan diluar konteks masyarakat dengan teori keilmuan yang mahasiswa didapat selama proses belajar, bilamana kompetensi keilmuan mereka dimatikan begitu saja oleh pihak PT dengan penyelenggaran job fair. Selain itu adanya penyelenggaraan job fair juga dapat mencetak kepribadian mahasiswa yang hanya berorientasikan pada system kerja bukan pada system keilmuan. Dan yang terakhir penyelenggaran job fair dapat menciptakan pemikiran mahasiswa yang pragmatis. Kalau sejenak kita keluar untuk menengok realitas PT dalam penyediaan pekerjaan yang dapat menunjang kompetensi keilmuan, tak sedikit PT mampu menyediakan hal itu. mereka berpikir dengan penyelenggaraan job fair dapat dtuntaskan, padahal itu semua salah.


Selasa, 28 Februari 2012

TKI
(Tenaga Kerja Impian)

Perut Ibu membesar dan Menggiggil ...
part *1

sebelum masuk ke cerpen yang insyallah baru pertama kali aku buat ini, aku mau bilang dulu *jangan ngenyek yah kalau cerpen ku ini uelek. :D haha habis bingung mau ndesaign gimana .. yang penting nuliss dah :)
kisah ini bukan kisah asli yang terjadi pada diri saya .. tapi kisah ini dialami oleh seseorang, yah mungkin didekat saya. :] hhe
LANJUT !!! ~..~''
desember 2006
sejak keluarga itu pindah kini tak ada lagi sosok anak SMP yang setiap pagi membuka pagar hijau tua, dengan sambutan nada yang membisingkan telinga. Selain itu Tak lagi terdengar suara deprakan kaki dengan sepatu usangnya, dan satu lagi tak  terdengar suara hembusan napas saat dia mengayuh sepeda mini biru miliknya. Kini keluarga itu benar-benar sudah pindah, mereka meninggalkan beberapa lembar potongan kisah piluh setelah tadi malam tepat pukul 01.00 pagi , terdengar suara isak tangis dan ketukan pintu di beberapa rumah tetangga sebelahnya termasuk rumah ku juga. anak SMP itu berusaha membangunkan tetangga-tetangganya, alhasil dua dari delapan tetangganya membukakan pintu mereka. kami begitu terkejut saat anak kecil SMP itu mengajak beberapa dari kami untuk pergi kerumahnya. kondisi ibu dari anak itu benar-benar mengenaskan, memang sudah beberapa hari ini Bu. Diah (panggilan akrab tetangganya kepada ibu dari anak SMP itu) dikabarkan sakit. tapi kejelasan penyakit apa yang diderita olehnya belum diketahui, warga sekitar seblumnya sudah membwa beliau ke klinik namun hasilnya pun nihil. ryanda (nama anak SMP tersebut) terlihat masih menangis melihat keadaaan mamanya yang menggigil kedinginan, padahal saat itu keadaannya suhu atau cuaca lagi panas dan tak turun hujan sama sekali. anehnya, beliau masih saja menggiggil kedinginan. semua orang yang ada didalam dengan gegas mengambil beberapa selimut yang ada. tapi itu semua sia-sia.
Bu.diah adalah sosok tetangga yang benar-benar baik dimata tetangga sekitar, beliau hidup dengan status istri kedua dari seorang angkatan darat. tetangga sekitar sedikit banyak sudah mengetahui kisah kehidupan beliau, suaminya begitu tangan dingin dan tangan baja ketika menghadapi bu Diah selamua iini hingga kejadian malam itu sang suami tak terlihat batang hidungnya. lepas dari kebejatan sang suami, bu diah masih saja terus menggigil dan seraya berkata " perut saya sakit, saya ingin kerumah sakit". terlihat upaya beliau ketika mengucapkan satu kalimat tersebut, seperti terbebani oleh sebuah batu besar.
Bu Yoga yang selama ini menjadi tetangga baiknya, merasa iba melihat keadaan temannya tersebut. hingga akhirnya bu Yoga beserta ibu ku bu Hanifa sepakat menelponkan taksi, untuk menghantarkan bu Diah ke salah satu rumah sakit didaerah mereka. 
selang beberapa menit kemudian, taksi pesenan mereka tiba. 
dengan bantuan suami-suami bu Yoga dan Bu Hanifa, merka mengbopong tubuh bu Diah kedalam Taksidan si Ryanda pun masuk kedalam taksi tersebut. dia berkata "sabar ya ma, tadi Ryanda sudah telpon bapak. katanya bapak sudah nungguin di rumah sakit." 
sesampainya di rumah sakit ..
ryanda segera turun dari taksi dan menuju ke tempat yang sudah dijanjikan oleh bapaknya tadi. rynda menelpon bapaknya waktu dirinya meminjam telpon bu Yoga saat dirumah. dan ternytaa .. 
tak ada satu pun orang yang terlihat disana ..
terlihat sepi, hanya ada satu penjaga resepsionis rumah sakit. rynda menghampiri petugas tersebut dan menanyakan apakah ada bapak-bapak yang berdiri disni atau sudah menunggu dari tadi. petugas itu hanya menjawab dengan gelengan kepala ...
ryanda terduduk lemas di dalam koridor rumah sakit tersebut . dia tak tahu apa yang musti dilakukannnya ..
 

lalu apa yang akan terjadi .. ??? tunggu jilid *2 yaaa ... :)

Jumat, 10 Februari 2012

INNOVATION WHAT TO DO .......

INOVASI APA YANG HARUS KITA LAKUKAN ???


Pesona 1001 keindahan pariwisata di Indonesia memang tak patut lagi untuk kita ragukan bersama, memiliki sebuah aura positif dan progress dalam dunia pariwisata. Bila dibandingkan dengan negara lainnya, Indonesia tidak seburuk yang dibayangkan dalam dunia kepariwsataannya serta tidak kalah dengan lokasi wisata di Negara maju sekalipun. Amerika boleh tersenyum bangga dengan kehadiran panorama pantai Hawaii di AS (Amerika Serikat) akan tetapi jangan lupa Indonesia juga tak kalah dengan Negara Paman Sam tersebut, Bali dengan pantai Kuta nya, sedangkan di Jawa Timur terdapat pantai juga yaitu pantai Plengkung di Banyuwangi serta di kota kami  terdapat satu pantai yang cukup diminati oleh kalangan masyarakat Surabaya yaitu pantai ria kenjeran. Begitu banyak obyek wisata yang tersebar di seluruh Indonesia, tak pelak dan tak dapat di pungkiri ini semua akan berakibat positif bagi seluruh kehidupan. Salah satu dampak perkembangan obyek wisata dapat diklasifikasikan sesuai aspek kehidupan, satu contoh dari segi social ekonomi yaitu “Masyarakat dapat dibantu dengan adanya lapangan kerja baru serta pendapatan daerah yang dapat meningkat.”
Mungkin kita dapat bercermin sedikit dari Negara luar. Pada tahun 2007, Amerika menjadi negara dengan penerimaan devisa terbesar dari sektor pariwisata, yaitu sebesar US$ 96,7 miliar atau meningkat 12,8 persen dari tahun 2006. Disusul kemudian Spanyol, Perancis dan Itali masing-masing 57,8 persen, 54,2 persen, dan 42,7 persen (Sumber: Nesparnas, Depbudpar 2008).
Sayangnya sector pariwisata di Indonesia masih baru memulai untuk membangun kepedulian terhadap sector pariwsata. Hal ini dibuktikan dengan adanya usaha Kemenparekraf menyiapkan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yaitu Tanjung Lesung, Banten dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat. Dengan rasa optimis Indonesia dapat meraih keuntungan sebesar 9 miliar US$.  Awal yang begitu indah dan mungkin saja lima hingga sepuluh tahun kedepan dapat terealisasikan. Dilain sisi Indonesia mengalami suatu kemunduran dalam dunia pariwisata, bersama China dan Singapura  Sumber: The Travel and Tourism Competitiveness Report 2011 (World Economic Forum).
Berikut data jumlah wisatawan Malaysia ke Indonesia  tahun 2006 berjumlah 769.988 orang, dan meningkat menjadi 1.179.366 orang pada tahun 2009 , dari total 6.323.730 orang yang berkunjung di tahun itu. Untuk Singapura, wisatawannya yang datang ke Indonesia tahun 2006 sebanyak 1.401.804 orang, namun tahun 2009 menurun menjadi 1.272.862 orang. Tren menurunnya wisatawan Singapura ke Indonesia ini sudah terjadi sejak 2005 setelah pada 2004 pernah mencatat angka tertinggi 1.644.717 orang. Sementara untuk Thailand, sejak 2006 terjadi trend kenaikan dari 42,155 orang tahun itu, menjadi  68.050 (2007), kemudian 76.842 (2008), dan naik lagi menjadi 109.547 (2009) atau sekitar 10.000 orang wisatawan Indonesia per bulannya berkunjung ke negeri Gajah Putih itu. Meski naik, kita menghadapi kenyataan pahit jumlah itu sangat kecil dibandingkan dengan jumlah wisatawan Indonesia yang ke sana.
Kedudukan minat dari pengunjung benar-benar menurun, disaat tahun 2010 pengunjung yang berdatangan hingga 84 persen namun pada tahun 2011 rate tersebut menurun menjadi 71 persen. Lokasi wisata yang tak menarik memang merupakan satu faktor tersendiri untuk tak dikunjungi, mungkin inilah salah satu factor yang membuat Indonesia menjadi down rate.  Berbicara tentang lokasi sebenarnya Indonesia juga tak terlalu buruk dalam kepedulian merawat lokasi, itu semua terlihat dalam upaya pemerintah untuk tetap menjaga lokasi wisata yang ada. Berbagai aturan dari pemerintah yang mengenai keperawatan wisata itu semua benar-benar tercanang. Menurut pengamatan di lokasi wisata Surabaya, penulis menemukan satu faktor keganjalan mengapa lokasi wisata di Indonesia mulai mongering dan tak banyak dikunjungi oleh wisatawan termasuk di Surabaya. Secara umum faktor ini mungkin sudah diketahui oleh khalayak, dan factor itu  adalah “ tempat wisata yang buruk akibat tak terjaganya lingkungan dari sampah”. Satu contoh yang baru-baru ini menjadi polemic, yaitu kasus kematian dari fauna kebun binatang Surabaya dan lautan sampah di pantai ria kenjeran Surabaya pada awal tahun 2012.  
Dewasa ini sampah memang menjadi momok sendiri dalam kehidupan manusia. Usaha pemerintah yang dapat kita lihat saat ini, Seperti penambahan tempat sampah, hingga denda bagi seseorang yang membuang sampah sembarangan di lokasi wisata atau dimana pun. Sayangnya itu semua tak membuahkan hasil dan tak memberikan dampak yang signifikan mengenai kejagaan lingkungan dari sampah termasuk lingkungan wisata. Semua itu malah menjadi beban dalam pengeluaran dana untuk tempat pembuangan sampah, sehingga terlihat percuma didepan public. Menurut survey di media internet “masyarakat Indonesia suka sekali membuang sampah sembarangan dengan dalih mereka tidak mau susah-susah berjalan hanya untuk membuang sampah, notabenenya paradigm mereka mengenai sampah adalah benda yang tak berguna”.

 PAGI kawan ... :D

thats my poetry for you :*





PENA TERAKHIR UNTUKKU DARI NYA
Senandung kasih tergambarkan
Dalam sebuah pena
Seribu hamburan kertas
Melukiskan bayangan ringkih
Berdiri tak bertulang
Menggambarkan Jelas bagaimana kegigihannya
Dalam hembusan embun
seolah sang surya berkata,
Inilah potongan jiwamu “
1080 hari sudah kulalui
dengan rona indah
keringatnya telah mengukir jelas kasihnya...



puisi pendek ini khusus ku ciptakan untuk guru ku :)
Keluarga yang Ku Rindukan 
atau kah 
Tuhan lah yang Aku Rindukan.


10 tahun yang lalu.aku mulai mengetahui sebuah arti kematian.ketika matahari seolah menunujukkan sebuah persahabatan aku hadir pada sebuah rumah yang yang dipenuhi sesak peluh orang yang menangis.tersirat dipikran ku mereka sedang mengakui perbuatan dosa mereka.ataukah mereka hhanya sedANG berrpesta tangis yah.dengan polos aku menghampiri seorang perempuan yang mungkin dia sudah berumur 59 thunan. dia ongsuku. dalam bahasa cina itu artinya "nenek".dia mengangkat tubuhkan yang mungil ini.dengan sekuat tenaganya. dia melarang ku untuk berada disni.dengan permen tusuk aku hanya terdiam tetap memandang semua orang-orang itu.penuh pertanyaan dalam pikiranku. setelah aku beberapa menit dlam gendongannya. kiniaku tahu bahwa yang terbujur kaku tertidur pulas di ranjang ruang tengah adalah ayah ku.
TAPI aku masih saja tak menghiraukan kenapa dia tak menggendong ku :( . .. hiks hiks jadi sedih dah proffaholic *sebutan buat yang mbaca blogg ku ini :) . kenapa dia hanya diam saja saat aku membuka kain putih yang menutupi wajahnya. dan kenapa dia hanya bisa menutup matanya saat aku mbuka selembar kpasnya :(.
aku berlari menuju ke pangkuan bunda ku, yang saat itu bunda ku sedang memangku sebuah buku panduan doa untuk mayat. betapa kagetnya ketika mulut kecilku mencoba membaca tulisan sampul buku tersebut. :(
tepat pukul sepuluh siang setelah semakin banyak orang yang bedatangan. tibatiba terdengar bunyi sirine. sesaat setelah itu aku berlari keluar untuk memastikan bunyi itu. waoh betapa senangnya diriku saat melihat sebuah mobil ambulance dengan sirine yang indah. dan dengan kebodohan ku aku berkata "AYO KITA NAIK SIRINE ITU MA .. "
bunda ku hanya bisa menangis perlahan melihat tingkah polaku ini. dan kini aku menyadari semua kalau kejadian 10 tahun yang lalu itu adalah kejadian perlepasan ku dengan ayah. sekarag aku benerbener rindu ayah . aku berusaha mencari seorang teman lelaki sebanyak-banyaknya untuk menganggap mereka sebagai sosok ayah ku yang masih ada. namun pertanyaan ku yang mendasar adalah apakah aku pantas merindukan seorang ayah ???