Jumat, 10 Februari 2012

INNOVATION WHAT TO DO .......

INOVASI APA YANG HARUS KITA LAKUKAN ???


Pesona 1001 keindahan pariwisata di Indonesia memang tak patut lagi untuk kita ragukan bersama, memiliki sebuah aura positif dan progress dalam dunia pariwisata. Bila dibandingkan dengan negara lainnya, Indonesia tidak seburuk yang dibayangkan dalam dunia kepariwsataannya serta tidak kalah dengan lokasi wisata di Negara maju sekalipun. Amerika boleh tersenyum bangga dengan kehadiran panorama pantai Hawaii di AS (Amerika Serikat) akan tetapi jangan lupa Indonesia juga tak kalah dengan Negara Paman Sam tersebut, Bali dengan pantai Kuta nya, sedangkan di Jawa Timur terdapat pantai juga yaitu pantai Plengkung di Banyuwangi serta di kota kami  terdapat satu pantai yang cukup diminati oleh kalangan masyarakat Surabaya yaitu pantai ria kenjeran. Begitu banyak obyek wisata yang tersebar di seluruh Indonesia, tak pelak dan tak dapat di pungkiri ini semua akan berakibat positif bagi seluruh kehidupan. Salah satu dampak perkembangan obyek wisata dapat diklasifikasikan sesuai aspek kehidupan, satu contoh dari segi social ekonomi yaitu “Masyarakat dapat dibantu dengan adanya lapangan kerja baru serta pendapatan daerah yang dapat meningkat.”
Mungkin kita dapat bercermin sedikit dari Negara luar. Pada tahun 2007, Amerika menjadi negara dengan penerimaan devisa terbesar dari sektor pariwisata, yaitu sebesar US$ 96,7 miliar atau meningkat 12,8 persen dari tahun 2006. Disusul kemudian Spanyol, Perancis dan Itali masing-masing 57,8 persen, 54,2 persen, dan 42,7 persen (Sumber: Nesparnas, Depbudpar 2008).
Sayangnya sector pariwisata di Indonesia masih baru memulai untuk membangun kepedulian terhadap sector pariwsata. Hal ini dibuktikan dengan adanya usaha Kemenparekraf menyiapkan dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata yaitu Tanjung Lesung, Banten dan Mandalika di Nusa Tenggara Barat. Dengan rasa optimis Indonesia dapat meraih keuntungan sebesar 9 miliar US$.  Awal yang begitu indah dan mungkin saja lima hingga sepuluh tahun kedepan dapat terealisasikan. Dilain sisi Indonesia mengalami suatu kemunduran dalam dunia pariwisata, bersama China dan Singapura  Sumber: The Travel and Tourism Competitiveness Report 2011 (World Economic Forum).
Berikut data jumlah wisatawan Malaysia ke Indonesia  tahun 2006 berjumlah 769.988 orang, dan meningkat menjadi 1.179.366 orang pada tahun 2009 , dari total 6.323.730 orang yang berkunjung di tahun itu. Untuk Singapura, wisatawannya yang datang ke Indonesia tahun 2006 sebanyak 1.401.804 orang, namun tahun 2009 menurun menjadi 1.272.862 orang. Tren menurunnya wisatawan Singapura ke Indonesia ini sudah terjadi sejak 2005 setelah pada 2004 pernah mencatat angka tertinggi 1.644.717 orang. Sementara untuk Thailand, sejak 2006 terjadi trend kenaikan dari 42,155 orang tahun itu, menjadi  68.050 (2007), kemudian 76.842 (2008), dan naik lagi menjadi 109.547 (2009) atau sekitar 10.000 orang wisatawan Indonesia per bulannya berkunjung ke negeri Gajah Putih itu. Meski naik, kita menghadapi kenyataan pahit jumlah itu sangat kecil dibandingkan dengan jumlah wisatawan Indonesia yang ke sana.
Kedudukan minat dari pengunjung benar-benar menurun, disaat tahun 2010 pengunjung yang berdatangan hingga 84 persen namun pada tahun 2011 rate tersebut menurun menjadi 71 persen. Lokasi wisata yang tak menarik memang merupakan satu faktor tersendiri untuk tak dikunjungi, mungkin inilah salah satu factor yang membuat Indonesia menjadi down rate.  Berbicara tentang lokasi sebenarnya Indonesia juga tak terlalu buruk dalam kepedulian merawat lokasi, itu semua terlihat dalam upaya pemerintah untuk tetap menjaga lokasi wisata yang ada. Berbagai aturan dari pemerintah yang mengenai keperawatan wisata itu semua benar-benar tercanang. Menurut pengamatan di lokasi wisata Surabaya, penulis menemukan satu faktor keganjalan mengapa lokasi wisata di Indonesia mulai mongering dan tak banyak dikunjungi oleh wisatawan termasuk di Surabaya. Secara umum faktor ini mungkin sudah diketahui oleh khalayak, dan factor itu  adalah “ tempat wisata yang buruk akibat tak terjaganya lingkungan dari sampah”. Satu contoh yang baru-baru ini menjadi polemic, yaitu kasus kematian dari fauna kebun binatang Surabaya dan lautan sampah di pantai ria kenjeran Surabaya pada awal tahun 2012.  
Dewasa ini sampah memang menjadi momok sendiri dalam kehidupan manusia. Usaha pemerintah yang dapat kita lihat saat ini, Seperti penambahan tempat sampah, hingga denda bagi seseorang yang membuang sampah sembarangan di lokasi wisata atau dimana pun. Sayangnya itu semua tak membuahkan hasil dan tak memberikan dampak yang signifikan mengenai kejagaan lingkungan dari sampah termasuk lingkungan wisata. Semua itu malah menjadi beban dalam pengeluaran dana untuk tempat pembuangan sampah, sehingga terlihat percuma didepan public. Menurut survey di media internet “masyarakat Indonesia suka sekali membuang sampah sembarangan dengan dalih mereka tidak mau susah-susah berjalan hanya untuk membuang sampah, notabenenya paradigm mereka mengenai sampah adalah benda yang tak berguna”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar