Berikut Massa yang Populer dalam Lantai Dialektika Pemikiran Kebudayaan
Sebelum mengarah
pada pembahasan tentang pengertian “budaya populer” dan “budaya massa”
ada baiknya kita memahami terlebih dahulu pengertian budaya. Secara sederhana “budaya” merupakan cipta, rasa dan karsa suatu masyarakat. Budaya berkembang
seiring dengan pola fikir manusia yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
teknologi.
Salah
satu dari perkembangan budaya adalah budaya pop dan budaya massa. Budaya pop
merupakan kebudayaan yang sedang booming
dan era sekarang, kami mencoba mengambil studi kasus kerudung. Orientasi
berkurudung telah berubah. Banyak sekali yang menyatakan menutup aurat tetap
bisa terlihat modis dan fashionable.
Tetapi jika dikembalikan kepada kemasan awal mula jilbab digunakan, hingga saat
ini pergeserannya cukup signifikan. Substans orientasi kerudung adalah menutup
aurat. Namun epistemologi budaya eksternal telah mencoba mendekonstruksi
orientasi berkerudung ini, aurat tetap terlihat dengan model-model baju yang
serba minim dan ketat, dengan alasan menyesuaikan. Inilah yang menjadikan
budaya populer menjadi sangat digandrungi. Pada budaya populer sendiri,
pergeseran-pergeseran nilai guna suatu benda, istilah, tempat segala sesuatu
yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya komersil, begitu sangat empuk menjadi objek pelaku budaya
populer.
Tak lagi terlalu penting kerudung yang mampu menutup hingga dada, yang terpenting adalah fashionable untuk pengguna.
Sedangkan
budaya massa merupakan kelanjutan dari adanya budaya populer. Sifatnya lebih
universal dan tidak memandang siapa pelaku budayanya. Jika budaya populer masih
digandrungi sebagian besar, tapi tidak menyeluruh. Sedangkan budaya massa lebih
kepada perubahan seluruh pola kehidupan manusia. Saat ini yang memang kita
rasakan adalah sebagai pelaku budaya konsumtif. Dari segala sudut pandang, mau
tidak mau kita mengikuti budaya ini. Hal ini dikarenakan semakin majunya
teknologi dan industrialisasi. Kita sebagai penerima sekaligus pelaku kebudayaan,
baik sadar maupun tidak sadar melakukan budaya konsumtif ini. ketergantungan
kita terhadap teknologi sebagai penunjang aktifitas, membuat teknologi juga
berusaha se-canggih mungkin memanjakan kita. Bahkan jika kita bisa tanpa
mngetik hanya dengan berbicara, sudah tertulis.
Pelaku
kebudayaan massa disini lebih bersifat pasif. Mereka hanya bisa menerima suatu
kebudayaan, dan melakukannya. Tanpa adanya perlawanan. Ada istilah, jika kita
tidak mengikuti perkembangan zaman, maka kita akan tergilas oleh perjalanan
zaman. Bukan berarti hidup tradisional seperti zaman dahulu tidak akan bertahan
hidup. Buktinya suku-suku pedalaman tetap bisa bertahan ditengah era yang serba
robot ini.
*) dimas nur aprianto/121111009

Tidak ada komentar:
Posting Komentar