Senin, 01 Oktober 2012


Berikut Massa yang Populer dalam Lantai Dialektika Pemikiran Kebudayaan

Sebelum mengarah pada pembahasan tentang pengertian “budaya populer” dan “budaya massa” ada baiknya kita memahami terlebih dahulu pengertian budaya. Secara sederhana “budaya” merupakan cipta, rasa dan karsa suatu masyarakat. Budaya berkembang seiring dengan pola fikir manusia yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan teknologi.
Salah satu dari perkembangan budaya adalah budaya pop dan budaya massa. Budaya pop merupakan kebudayaan yang sedang booming dan era sekarang, kami mencoba mengambil studi kasus kerudung. Orientasi berkurudung telah berubah. Banyak sekali yang menyatakan menutup aurat tetap bisa terlihat modis dan fashionable. Tetapi jika dikembalikan kepada kemasan awal mula jilbab digunakan, hingga saat ini pergeserannya cukup signifikan. Substans orientasi kerudung adalah menutup aurat. Namun epistemologi budaya eksternal telah mencoba mendekonstruksi orientasi berkerudung ini, aurat tetap terlihat dengan model-model baju yang serba minim dan ketat, dengan alasan menyesuaikan. Inilah yang menjadikan budaya populer menjadi sangat digandrungi. Pada budaya populer sendiri, pergeseran-pergeseran nilai guna suatu benda, istilah, tempat segala sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya komersil, begitu sangat empuk menjadi objek pelaku budaya populer.
Tak lagi terlalu penting kerudung yang mampu menutup hingga dada, yang terpenting adalah fashionable untuk pengguna.

Sedangkan budaya massa merupakan kelanjutan dari adanya budaya populer. Sifatnya lebih universal dan tidak memandang siapa pelaku budayanya. Jika budaya populer masih digandrungi sebagian besar, tapi tidak menyeluruh. Sedangkan budaya massa lebih kepada perubahan seluruh pola kehidupan manusia. Saat ini yang memang kita rasakan adalah sebagai pelaku budaya konsumtif. Dari segala sudut pandang, mau tidak mau kita mengikuti budaya ini. Hal ini dikarenakan semakin majunya teknologi dan industrialisasi. Kita sebagai penerima sekaligus pelaku kebudayaan, baik sadar maupun tidak sadar melakukan budaya konsumtif ini. ketergantungan kita terhadap teknologi sebagai penunjang aktifitas, membuat teknologi juga berusaha se-canggih mungkin memanjakan kita. Bahkan jika kita bisa tanpa mngetik hanya dengan berbicara, sudah tertulis.
Pelaku kebudayaan massa disini lebih bersifat pasif. Mereka hanya bisa menerima suatu kebudayaan, dan melakukannya. Tanpa adanya perlawanan. Ada istilah, jika kita tidak mengikuti perkembangan zaman, maka kita akan tergilas oleh perjalanan zaman. Bukan berarti hidup tradisional seperti zaman dahulu tidak akan bertahan hidup. Buktinya suku-suku pedalaman tetap bisa bertahan ditengah era yang serba robot ini. 

*) dimas nur aprianto/121111009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar