Senin, 11 Februari 2013


Surabaya, 7 Mei 2000
Lama aku tidak bertemu dengan sang Soekarno,
Dia orator ulung dan pemimpin yang ulung pula.
Lama aku tidak bertemu dengan Ibu Fatmawati,
Dia penjahit wanita yang hebat untukku,
Tidak ada dia sangatlah tidak mungkin harga diri sang Saka diakui.
Lama aku tidak bertemu dengan Ibu dan Bapak,
Mereka itu lebih dari segalanya untukku.
Soekarno, Fatma, Ibu, Bapak,
Kapan aku bertemu kalian lagi?
Surabaya, 7 Mei 2000
-atzumi.nay-

Ku letakkan pensil yang setelah ku gunakan untuk menulis sedikit gambaran hati ku diatas selembar kertas putih.
“Atzumi.. Atzumi!!!”
Selalu ibu memanggil dengan teriakan membahana. Sekarangkan aku tidak lagi SMA, aku sudah kuliah tapi kenapa ibu masih saja menerapkan budaya padusnya (paduan suara). Benarlah, setelah pengumuman UNAS aku menjadi lelaki muda yang pengangguran. Menganggur hingga waktunya ujian masuk seleksi nasional perguruan tinggi Indonesia kelak.
“Atzumi, ini ada surat dari perguruan tinggi perhotelan nak. Apakah kau tidak tertarik?” tanya beliau sembari menyodorkan ku selembar pamflet atau brosur atau apalah namanya yang membuat mataku menjadi sakit melihatnya. Dari segi warna brosur saja tidak membuatku terangsang untuk menjamahnya.
“perhotelan? Perhotelan kok brosurnya tidak syur tidak menarik hati konsumennya. Seharusnya kalau dari perhotelan yang beneran, brosurnya itu yang keren, yang membuat orang lain itu terangsang untuk menjamahnya”. Semprot ku kepada beliau
“kalau kamu kerja di perhotelan, kamu bisa keliling dunia nak. Apa kamu tidak ingin seperti itu?”
Wajahnya mulai menunjukkan permainan drama yang melankolis atau bahkan terlihat banget layaknya memerankan tokoh yang tersiksa.
ku ambil brosur menjijikkan itu dari tangannya kemudian ku lipat-lipat membentuk sebuah pesawat dan ku terbangkan kearah tong sampah kering ruang kamarku dan ku genggam tangannya yang kasar dan kuning langsat itu sembari berkata
“Ibu Sulistya, ibuku yang paling cantik dan paling muda semudanya mpok Laila Sari, aku ini hanya ingin menjadi mahasiswa dan sarjana bekas tiduran jurusan geologi, dan itu aku akan dapatkan di Institut Teknologi Bandung. Aku tidak ingin menjadi bekas persetubuhan ilmu perhotelan. Pokoknya aku ingin mengandung ilmu geologi bu.” Dengan keseriusan aku meyakinkannya dan ku keluarkan satu jurus andalan ku saat merayu ibuku yakni ciuman hangat dari bibir seksi ku dan ku daratkan di keningnya.
Alhasil ibu pun menyerah dan berkata sambil melepaskan genggaman ku dari tangannya,
“terserah kamu lah Zumi, ibu tidak bisa berkata lagi. Pokoknya pesan ibu adalah pilih jurusan yang nantinya ketika kamu keluar dari dunia perkuliahan kamu akan mendapatkan pekerjaan.”
Senyum tipis pun aku goreskan di bibir seksi ku. Ibu pun keluar dari kamar ku.

tunggu kisah berikutnya yaaa :)

2 komentar:

  1. #yeahmahasiswa

    ini karakternya atzumi, secara sekilas saya mendapatinya dengan karakter yang berprinsip, tapi agak narsis juga ya..

    hhaha

    BalasHapus
  2. hahahahah :D
    berprinsip yang seperti apa ?
    :D

    BalasHapus