Aimez - Part 1
Monggo Dibaca :)
Masih
terdiam ditengah taman duduk memandangi seluruh isi taman ini. Di hapadan ku
jelas berdiri tegak sebuah bangunan gapura Arch
de Triomphe, satu-satunya gapura yang terindah di Negara paling romantis,
Paris. Musim dingin yang terus menari diatas langit Paris, rasanya membuat diri
ku ingin selalu hangat, secangkir teh hijau dengan ekstrak ginseng ku pesan di
cafe sekitar taman. Entahlah setahu ku ginseng itu menjadi ciri khas negara
Korea, tapi di Paris ternyata juga menjadi salah satu minuman yang diproduksi
dalam jumlah banyak. Itu semua ku ketahui saat aku bertanya dengan pelayan
lelaki di cafe itu,
“matin,
je voudrais réserver une boisson chaude et un délicieux lorsqu'il est pris en
hiver comme celui-ci. Y at-il une boisson?”[i]
Dan
pelayan itu menjawab dengan senyuman khas orang Perancis,
“il
ya une délicieuse boisson”[ii]
Sempat
ku lirik namanya di baju pelayan yang berwarnakan bendera negara Perancis itu,
“Miechel Boltoin”. Wajahnya benar-benar mirip dengan artis Indonesia, Jonathan
Frizzie. Kembali dia berkata,
“boire
du thé vert avec extrait de ginseng d'origine française”[iii]
Mungkin
sekitar dua menit minuman teh hijau dengan ekstrak ginseng pun tiba. Hari ini
memang cuaca tidaklah terlalu dingin, seperti hari kemarin salju tebal yang
bersetubuh dengan kota romantis ini. Hari ini mungkin salju yang tebal rasanya
tidak terangsang untuk bersetubuh dengan kota ini. ku hirup dalam-dalam bau
minuman yang ku bawa ini ke tempat duduk taman.
“ah,
aku lupa tidak membawa kondom”. Gumamku sesaat setelah melihat dua pasang ekor
burung merpati di pinggir kolam, melihat mereka berdua asik bercinta rasanya
sangat iri dan mungkin saat diri ini tidak lupa membawa kondom mereka akan
lebih safety saat bercinta. Lebih lama aku memandangi merpati itu dan tiba-tiba
aku tertawa terkikik, membayangkan bagaimana jadinya kalau aku yang bercinta
dengan seseorang.
Ku
ambil laptop ku di dalam tas merah yang bergambarkan tokoh kartun tazmania. Aku
berharap saat ku buka laptop dan membuka program email ada salah satu email
dari seseorang yang selama ini aku nanti. Mungkin sudah dua tahun ini aku
terpisah dengannya, semenjak aku mendapat beasiswa pelatihan kepresidenan di
Paris dan aku belajar mengenai hukum kepemimpinan di salah satu universitas
ternama di Paris. Senyum manisnya membutakan hati dan suaranya seperti menari
di dalam gendang telinga ku.
“atzumi
bonjour, il s'avère que vous êtes ici. seul? puis-je vous accompagner ici?[iv]
Sontak
aku dikagetkan oleh suara perempuan dari belakang tubuhku. Sesaat setelah ku
tengok, ternyata Mille Esumi. Dia teman satu kampus ku, namun kami berbeda
studi keilmuan. Dia belajar mengenai spesialisasi bangunan layaknya arsitektur.
Aku pertama kali bertemu dengan dia saat kami mengikuti kompetisi memasak
festival masakan Perancis.
Cantik,
hidungnya seperti sendok yang meluncur kebawah.
Tumben
lama sekali koneksi internet modem ku, Mille terlihat membawa sesuatu di tangan
kanannya. Poucha, anjing kecil berbulu putih itu terlihat lebih lucu saat
digendong Mille dan didekap didadanya.
Raut wajah kecewa segera mungkin
aku tampilkan sesaat program email ku telah terbuka dan tidak ada satu pun
email yang masuk untukku. Bagaimana kabarmu yah sekarang Freinna Putri. Sosok
perempuan yang menurut ku kuat dan tangguh, kami selalu berjuang bersama dalam
kebenaran. Masih teringat kala itu aku berjuang bersama menyelamatkan kawan
kami yang sesama mendapatkan beasiswa bidik misi, aku dan Frein (begitu
panggilan ku padanya) berjuang agar beasiswanya tidak diputus oleh pihak
universitas. Akhirnya kami pun berhasil menggulingkan permasalahan tersebut dan
kawan kami tidak jadi dilepas beasiswanya.
[i]
pagi, saya ingin pesan satu minuman yang hangat dan nikmat saat diminum di
musim dingin seperti ini. adakah minuman itu ?
[ii] ada
satu minuman yang nikmat
[iii]
minuman teh hijau dengan ekstrak ginseng asli perancis
[iv]
selamat pagi atzumi, ternyata kau ada disini. sendirian saja ? bolehkah saya
menemani mu disini ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar