#shortstory4
"Vrouw"
Oleh : NAY
Aku tak mau
menjadi layaknya angin. Dia bisa dinikmati oleh siapapun dan dirasakan oleh
siapapun. Aku tak ingin menjadi seperti dia. Angin itu bagi ku adalah sosok
yang gaib dan dia rendah sekali dalam tingkatan hidup di dunia ini. Manakala
seseorang telah berhasil menikmatinya, dia akan di tinggalkan oleh mereka. Kalau mereka menginginkan datangnya
angin, mereka tinggal berhenti sejenak dari aktivitasnya dan mencoba mendeteksi
kedatangan angin, maka angin itu akan datang dengan sendirinya.
Hidupku bukan
lah barang dagangan, bukan juga sebuah angin. Aku tak ingin semua orang bisa menikmati ku. Aku punya hak untuk melarang setiap orang yang ingin menikmati
ku. Aku punya orientasi hidup yang mungkin itu satu-satunya barang berharga
bagi ku untuk tetap bertahan dari seleksi dunia yang ganas ini.
224 hari sudah
aku menjalani hidup yang mungkin kata orang, “hidupku itu seperti hidup kucing
rumahan”. Selalu mengeong manakala bertemu dengan majikannya, selalu mengeong
manakala lambung yang tergantung telah berbunyi, selalu mengeong saat disakiti
oleh seseorang.
Ah, tapi aku tak
mau dikata seperti kucing atau pun angin. Aku ya aku, aku perempuan yang punya
harga diri, perempuan yang punya orientasi hidup, bukan perempuan yang hina
ataupun nista. Mungkin benar adanya jikalau 224 hari yang lalu hidupku terasa
bernista bahkan lebih rendah dari seekor kucing.
Satu hari yang
membutakan keimanan dan yang menggelapkan kehidupan ku. Dua hari sebelum 224
hari yang terjumlah, susunan kehidupan atau perencanaan kehidupan yang matang
telah tergambarkan di otak ku. Membayangkan bagaimana sosok pria idaman ku yang
nantinya akan memberikan kebahagiaan lahir dan batin untukku. Membayangkan
betapa nikmatnya dan berkahnya menjalani malam pertama dengan sosok yang benar-benar
idaman ku. Sosok yang gagah, tinggi serta belesung pipit. Merakit perahu
kehidupan bersama dalam dermaga yang cantik dan mewah, teramaikan oleh suara
keceriaan dan keberkahan dari hasil buah cinta kami di malam pertama.
Sayangnya, itu
semua hanyalah angin. Lagi-lagi angin, angin dan angin. Dia memang benar-benar
membuatku muak. Muak dengan semuanya. Gara-gara dia perencanaan hidupku
mengenai sosok pria idaman yang menjadi pangeran dalam hidupku hingga dermaga
mewah untuk merakit perahu kehidupan pun pupus. Pupus sesaat setelah mengenal
pria itu, pria yang jauh dari bayangan hidupku. Pria dengan tinggi yang ceper,
kulit coklat sawo matang, badan yang tidak oke punya, bahkan bau mulutnya tidak
dapat dibedakan dengan bau ketiaknya.
Oh, dewi fortuna!
Betapa, buruknya
suami ku sekarang. benar-benar tidak ada estetika yang tertanam dalam dirinya. Perut buncit, mata melebar, bau
mulut sama dengan bau ketiak, tinggi yang ceper bahkan seceper nafkahnya pada
diriku. 224 hari sudah dia dan diriku merakit bersama perahu kegelapan. Kami bercinta
tanpa rasa cinta, kami hidup tanpa rasa kasih dan saying, bahkan kami bertegur
sapa tidak dengan sapaan manis. Melainkan dengan sapaan ludahnya.
Sebenarnya, mama
tidak ingin menceritakan ini pada mu nak. Mama malu, tapi apa boleh buat. Kau
juga harus belajar mengenai kehidupan, walaupun usia mu masih sangatlah muda –
12 tahun. Tapi setidaknya, kau pasti sudah paham mana yang baik dan mana yang
buruk.
Kau sebenarnya
bukan lah sosok anak yang kami harapkan untuk hadir ditengah-tengah kami. Maka
dari itu pasca melahirkan mu, mama sempat memalingkan wajah mama dari mu. Mama
tidak rela keringat ini bercucuran untuk mu, mama juga tidak rela saat darah
nifas mama untuk mu. Selang berjalannya waktu, itu semua telah berubah. Mama
mencoba tersadar dari kebodohan mama. Mama yang bodoh, mama yang gila dan mama
yang tolol saat itu.
Saat malam itu.
Ya saat malam itu. First night, mama bertemu dengan sosok pria yang bagi mama
sangatlah buruk lebih buruk dari batara kala. Mama sempat beroposisi dalam
menerima tatapan mata pria itu, pria yang kini kau panggil ayah. Ah, bagi mama
panggilan ayah tidak pantas untuknya. Dia bukan pemimpin dalam keluarga ini,
dia itu bajingan. Bajingan yang saat itu menjelma menjadi malaikat perenggut keperawanan
mama. Mungkin kau tahu apa itu keperawanan, tak perlu lagi mama jelaskan panjang
lebar tentang hal itu.
Malam itu
tangisan kecil dalam hati mama tengah bergerilya, mencoba menolak perbuatan
bajingan itu. tapi apa daya, di dunia ini perempuan selalu menjadi tempat
pelampiasan. Hak perempuan dianggapnya sebagai isapan jempol bayi. Perempuan
itu dianggap kotor dan yang menyebabkan nabi adam diturunkan di bumi. Kelakuan
yang nista itu berjalan begitu cepatnya dan diakhiri dengan janji manis
darinya. Janji manis untuk disuntingnya dan dinikmati setiap harinya dengan
status resmi.
Mama sangatlah
malu dengan cerita itu. Baju yang menjadi saksi kenistaan malam itu masih mama
simpan sampai sekarang. Kelak mama ingin baju itu menjadi saksi bagaimana hidup
mama terhancurkan oleh kebengisan dari ayah mu itu. Kau harus menjadi perempuan
kuat, nak! Kau tak boleh terlihat lemah di mata lelaki. Sekali kau lemah, maka
hidupmu akan hancur. Kau akan menjadi angin. Kau akan dinikmati sesaat setelah
itu kau akan ditinggalkan. Ataukah kau memang ingin menjadi kaos kaki?
Pria-pria itu akan membuang mu sesaat setelah kau terlihat bau, kucel dan
kummel.
Perempuan itu
tonggak kehidupan di dunia ini, tanpa perempuan tak akan ada harapan hidup di
dunia ini. Tanpa perempuan tidak akan ada dialektika yang terjadi. Dan tanpa
perempuan tidak aka nada budaya ungguh.Perempuan adalah tonggak budaya
dilahirkan, melalui perempuan lah emberio akan terlahirkan dengan percikan rasa
cinta dan kasih yang bersatu dalam hasrat. Mereka patut merasakan kemerdekaan
yang nyata, bukan hanya kemerdekaan semu. Mereka bukan segitiga pemancar adam
yang bisa diganti setelah rusak dan berakhir di tong-tong menjijikkan bahkan
lebih menjijikkan dari air liurmu serta bau selangkanganmu saat kita bercinta bersama,
wahai kaum penerus Adam!
Kini beri kami
kemerdekaan yang nyata atau kami tidak akan sama sekali memberikan embrio baru
untuk bangsa ini !
(*) cerita yg dibuat hanya untuk memuaska hasrat menulis saja, jangan tersinggung atau marah bilamana ada nama yang sama tempat yg sama bahkan cerita kehidupan mu sama dengan Vrouw :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar